Rabu, 07 Desember 2011

Film Chips

Sewaktu kecil aku suka nonton film chips. Film ini menceritakan tentang polisi-polisi amerika yang luarbiasa menangkap penjahat-penjahat, sehingga aku bercita-cita pengen jadi polisi. Namun karena aku cengeng, banyak yang menertawakanku. Aku jadi minder dan gak percaya diri.

Suatu pagi aku (masih kecil) melakukan senam pagi yang aku tirukan dari tv di depan seorang wanita. Selesai aku senam bukannya pujian tapi makian yang kudapat. wahhh itu sangat menghancurkan sekali....

Belajar

Melakukan hal yang tak bisa kulakukan sampai aku bisa bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika itu sesuatu yang tidak mengenakkan buatku, wow betapa sulitnya. Namun selama masih ada niat dan kemauan yang keras untuk itu pasti bisa.

Blogku sayang, aku harus lebih banyak lagi belajar dan menggali potensi yang terpendam dalam diriku ini. Aku yakin pasti bisa, karena janji Tuhan akan menyertai sampai akhir jaman. Tidak banyak memang yang bisa dibanggakan dari diriku, tapi sampai hari ini Tuhan masih memberikan aku nafas kehidupan, yang berarti bahwa memang ada yang mesti kulakukan sebelum pulang. Cuma apa itu aku juga masih belum tahu. Beberapa kali mamaku bilang kenapa tidak jadi Fulltime aja, aku belum berani ambil itu karena tidak ada konfirmasi yang jelas.

Bisnis foto yang ingin aku bangun juga belum menampakkan hasil yang memuaskan, sementara modal sudah mulai menipis. Apakah aku terlalu sombong ya, oh Tuhan ampunilah jika itu masih ada padaku. Hidupku ini tentangMu saja bukan tentangku.

Salam,
CP

Jumat, 02 Desember 2011

Single

..."Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia". (Kej 2.18)
 Kalimat diatas jelas mengatakan tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Itu memberikan pengertian bahwa manusia memang diciptakan untuk bersosialisasi atau berpasangan.

Single is not a status, tetapi lebih kepada karakter kedewasaan. Maksudnya setiap individu memang harus single (baca: dewasa) dulu baru memikirkan yang lebih lanjut. Bisa mengurus dirinya sendiri, tidak bergantung pada orang lain. Bisa memegang tanggung jawab dimulai dari hal-hal sederhana.

Akhir-akhir ini jejaring sosial menjadi ajang penumpahan isi hati entah tujuannya hanya untuk kesenangan atau aktualisasi diri (teman saya bilang ini adiksi eksistensi) namun tanpa disadari ini dilihat dan dibaca orang lain yang kita kenal atau tidak. Hal ini sering tidak diperhatikan sehingga orang-orang lain menilai kita dengan berdasarkan apa-apa saja yang kita posting disana.

Fakta diatas merupakan fenomena dari jaman teknologi informasi dimana orang-orang terkoneksi dengan sangat mudah. Tetapi apakah dengan begitu kita sudah memanfaatkan teknologi itu dengan benar? Seringkali juga jejaring sosial disalahkan karena adanya penculikan, perkelahian antar pelajar. Alasannya karena kejadian itu terjadi akibat situs jejaring sosial tersebut. Tapi apakah kita fair dengan hal itu? Sama saja dengan kita menyalahkan pisau karena anak kecil menyayat tangannya sendiri menggunakan pisau. Situs itu hanya alat saja tapi penggunalah yang mesti dewasa menggunakannya.

Bagaimana kita bisa mengurus hal-hal besar sementara hal-hal kecil seperti itu tidak bisa kita urus? Bagaimana bisa kita menikah sementara kita masih sering merepotkan orang lain untuk hal-hal yang sebenarnya bisa dikerjakan sendiri?

Be single first and then think about the next level